Jam Tangan Terbaru Omega: Chrono Chime Omega Speedmaster dan Chrono Chime Olimpiade 1932

Omega memperkenalkan dua jam tangan terbaru yaitu Omega Speedmaster Chrono Chime dan Chrono Chime Olimpiade 1932 kepada pecinta jam tangan Speedmaster. Omega Speedmaster adalah salah satu jam tangan kronograf paling terkenal di dunia. Jam tangan ini mencatat sejarah sebagai arloji pertama yang pernah dipakai oleh astronot ke luar angkasa bernama Walter Schirra tahun 1962 pada misi Mercury-Atlas 8.

kan untuk menghasilkan jam tangan yang canggih, fungsional, dan andal. Apakah kamu penasaran dengan Speedmaster Chrono Chime dan Olympic 1932 Chrono Chime yang segera diluncurkan oleh Omega? Minwatch punya ulasan selengkapnya untuk kamu semua.

Histori Jam Tangan Omega

Omega CK 2998

Pada tahun 1892, Omega merilis minute repeater pertama. Hingga saat ini, minute repeater pertama hanya tersedia sebagai jam saku. Untuk menyesuaikan perkembangan zaman, akhirnya Omega menciptakan sebuah mini jam saku dengan komplikasi minute repeater yang lebih kompleks.

Pada tahun 1848 nama awal jam tangan Omega adalah Louis Brandt & Fils. Namun, pada tahun 1894 Brandt bersaudara menciptakan sebuah movement baru untuk menetapkan sebuah standar baru pada pembuatan jam tangan.

Movement ini sangat akurat dengan winding dan time-setting yang bisa dilakukan dengan crown secara bersamaan. Tidak hanya itu, movement tersebut juga dikonstruksi sedemikian rumah sehingga komponen dapat diganti tanpa perlu dilakukan modifikasi.

Caliber 19-ligne merupakan movement keren saat itu hingga membuat Brandt bersaudara menyebutkannya dengan ‘Omega’, yang berarti pencapaian tertinggi. Berdasarkan keberhasilan Caliber ‘Omega’, perusahaan pun akhirnya mengubah namanya menjadi Omega Watch Co.

Desain Pengembangan Movement Omega yang Inovatif

Movement caliber 8500

Selama perjalanan pembuatan jam tangan, Omega sukses menciptakan movement yang mengesankan. Omega telah mengembangkan movement untuk waktu yang lama walaupun sempat terhenti dari tahun 1970-an hingga 2007.

Namun, Omega akhirnya sukses memperkenalkan in-house movement caliber 8500. Pada tahun 1999, Omega juga sukses mengadopsi escapement Co-Axial yang ditemukan oleh George Daniels dengan movement ébauche-nya.

Saat ini, sebagian besar jam tangan Omega memiliki in-house movement. Omega memang bertekad untuk menciptakan jam tangan yang sangat akurat untuk daily use, menggunakan solusi inovatif untuk melawan magnet, guncangan, dan keausan.

Series Jam Tangan Omega Terbaru: Speedmaster Chrono Chime dan Olympic 1932 Chrono Chime

Speedmaster Chrono Chime

Jam tangan Omega terbaru, yaitu Speedmaster Chrono Chime dan Olympic 1932 Chrono Chime dirancang dengan movement caliber 1932. Movement ini mengacu pada kronograf jam saku yang digunakan selama olimpiade 1932 di Los Angeles, AS. Arloji Speedmaster Chrono Chime dan Olympic 1932 Chrono Chime tidak hanya kronograf, tetapi juga berpadu dengan chime (lonceng).

Jadi, jam tangan ini bukan minute repeater, tetapi memadukan waktu yang diukur dengan fungsi kronograf. Sejauh ini, movement Caliber 1932 dianggap sebagai movement paling rumit yang dikembangkan oleh Omega.

Olympic 1932 Chrono Chime

Rattrapante (split-timer) dioperasikan dengan pusher khusus pada posisi jam dua Speedmaster dan jam 11 untuk olimpiade 1932. Sementara itu, kronograf mono-pusher dioperasikan melalui pusher pada crownChime pusher untuk pada Speedmaster Chrono Chime didesain pada jam 8, sedangkan pada Olympic 1932 Chrono Chime didesain pada jam 5.

Pusher untuk membunyikan waktu yang telah berlalu memiliki embossed music note. Ketika chime pusher diaktifkan, sebuah hammer akan mengenai gong emas dan jam tangan akan berbunyi selama beberapa menit hingga kemudian berhenti. Kreasi jam tangan dengan movement caliber 1932 yang cukup rumit ini bahkan menggunakan tidak kurang dari 17 paten.

Speedmaster Chrono Chime dengan Dial Enamel Grand Feu Aventurine Biru yang Indah

Speedmaster Chrono Chime

Jam tangan Omega Speedmaster Chrono Chime terinspirasi dari jam tangan Speedmaster generasi kedua, yang juga dikenal sebagai referensi CK2998. Ini adalah jam tangan yang dipakai oleh Wally Schirra tahun 1962 dan pertama kali digunakan ke luar angkasa. Jadi, 60 tahun setelah momen tersebut, Omega menggunakan bentuk case straight lug dari CK 2998 dengan jarum alfa untuk jam tangan Speedmaster Chrono Chime.

Wally Schirra mengenakan jam tangan Omega

Diameter jam tangan ini adalah sekitar 45 mm dengan lug-to-lug 53,3 mm dan ini tergolong besar. Hal ini wajar mengingat movementnya yang rumit dengan rattrapante dan mekanisme chime yang dibenamkan pada jam tangan tersebut. Tidak hanya ukuran jam tangan saja yang besar, tetapi bobotnya juga tergolong berat, yaitu 326,2 gram. Hal ini disebabkan karena Speedmaster Chrono Chime terbuat dari 18K Sedna Gold, logam campuran Omega untuk rose gold. Tidak hanya itu, bagian case dan bracelet juga terbuat dari Sedna Gold, begitu pula dengan movement-nya.

Bagian face dari Omega Speedmaster Chrono Chime tampak cantik dengan dial enamel Grand Feu aventurine berwarna biru yang indah. Sementara itu, bagian inner bezel terbuat dari Sedna Gold dengan dua sub-dial dengan ukiran guillochéJarum jam dan menit yang berbentuk alpha juga terbuat dari polesan Sedna Gold. Pada jam 9, kamu juga akan menemukan dua Sedna Gold hammer yang tampak terlihat untuk fungsi dentingan. Sementara itu, jarum kecil dirancang dengan warna biru, kronograf, dan jarum split-second memiliki ujung merah adalah PVD Sedna Gold (bukan emas murni).

Semua marker jam dan empat  jarum dirancang dengan treatment Super-LumiNova yang dapat memancarkan cahaya hijau. Ketika jam dibalik, kamu akan melihat view sempurna dari movement Sedna Gold caliber 1932. Casebace ini disekurp ke casing dan diukir dengan ‘Numbered Edition’ dan nomor sebenarnya dari jam tangan. Omega Speedmaster Chrono Chime memiliki fitur anti-magnet dan tahan air hingga 30 meter.

Olympic 1932 Chrono Chime Terinspirasi dari Kronograf Saku Pada Olimpiade 1932 di Los Angeles

Olympic 1932 Chrono Chime

Jam tangan Olympic 1932 Chrono Chime terinspirasi dari kronograf saku yang digunakan untuk mencatat waktu pada olimpiade 1932 di Los Angeles, AS. Arloji ini tampak seperti jam saku dengan menggunakan quick-change system. Kamu bisa melepas bagian strap dan menggunakannya seperti halnya jam saku.

Omega Olympic 1932 Chrono Chime juga hadir dengan sebuah leather cord yang memungkinkan kamu memakainya di leher seperti stopwatch olimpiade vintage. Jam tangan ini dirancang dengan diameter 45 mm, ukuran lug-to-lug 59,5 mm dan berat lebih ringan daripada Omega Speedmaster Chrono Chime, yaitu 185,5 gram.

Pada sisi dial, kamu akan menemukan inner bezel dengan 925 silver hand-made guilloché dan dua sub-dialSub-dial pada jam 6 menunjukan dua hammer yang dilengkapi sisipan dari steel yang dikeraskan untuk mendapatkan efek terbaik ketika memukul gong Sedna Gold 18K. Dial emas putih sendiri memiliki enamel Grand Feu. Pada bagian dial, kamu juga akan menemukan jarum jam dan menit dengan 18K Sedna Gold dan counter hand berwarna biru.

Jarum detik pada bagian tengah dirancang dengan warna blue CVD serta jarum split-second berwarna merah. Semua printing pada bagian dial, seperti angka Arab dan minute track dibuat dalam enamel Petit Feu hitam yang terinspirasi dari jam saku 1932 untuk olimpiade. Kata-kata vintage ”Ω” dan Omega dibuat dengan enamel merah Petit Feu. Sementara itu, bagian strap terbuat dari kulit berwarna coklat dengan Sedna Gold 18K buckle.

Omega Olympic 1932 Chrono Chime hadir dengan movement caliber 1932. Beberapa bagian dari movement, seperti bridges, plates, dan gong terbuat dari Sedna Gold 18K. Bila dihitung secara total, movement-nya menggunakan 46,44 gram emas.  Untuk fungsi chime sendiri, Omega harus menambahkan tiga poros bubungan chime pada mekanisme kronograf, mekanisme rattrapante atau split-second, serta pada bagian atas mekanisme untuk mencegah mal-manipulation. 

Untuk membuat jam tangan ini bisa lulus proses sertifikasi Master Chronometer oleh METAS, Omega menggunakan 50 komponen non-ferrous pada bagian movement untuk memastikan jam tangan tahan terhadap magnet >15,000 gauss. Oleh karena kerumitan untuk membuat Olympic 1932 Chrono, Omega pun mendaftarkan 17 paten untuk jam tangan ini, dengan 13 di antaranya terkait dengan movement.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *